Selasa, 02 November 2010

Mengatasi Masalah Berat Badan Pada Remaja

TAHUN baru saatnya bersenang-senang. Banyak orang yang pada hari biasa mengekang keinginan untuk makan makanan berlemak, mengendurkan ikat pinggang untuk makan sepuas-puasnya. Apalagi mereka yang masih masuk kategori remaja. Acara kumpul keluarga atau bersama teman-teman biasanya membuat lupa diri. Tapi bukankah lebih baik anak usia remaja yang berada dalam masa pertumbuhan makan sebanyak-banyaknya? Benar. Tapi orangtua  juga patut waspada karena penelitian membuktikan, lebih dari 25 persen remaja masa kini mengalami kelebihan berat badan. Dan biasanya lemak dalam tubuh didapat saat masa puber. Lalu apa yang harus dilakukan orangtua untuk menghindari anak remaja mereka berpola makan tidak sehat? Ukuran berat badan internasional Body Mass Index (BMI), bisa jadi parameter. Remaja dikatakan sehat kalau  memiliki kelebihan berat badan antara 24-24,11 persen (untuk umur 10 tahun), lalu 28,30-29,11 persen (untuk remaja usia 15 tahun), dan sekitar 30 persen (untuk remaja di atas 18 tahun).
Diet jelas bukan satu-satunya cara untuk memangkas lemak dalam tubuh. Orangtua bisa mengajari anak-anak soal  cara menghitung kalori dalam tubuh. Seorang remaja sehat dengan aktivitas segudang  membutuhkan setidaknya 1.800-2.000 kalori setiap harinya. Berikut takaran yang tepat: protein 10-30 persen, karbohidrat 45-65 persen, lemak antara 25-34 persen, kalsium 13.000 milligram, serat 26 gram, sodium tidak lebih dari 1.500 miligram. Kalau diet bukan jawaban yang terbaik untuk mengurangi berat badan remaja, lalu apa yang harus dilakukan?
Cara terbaik untuk mengurangi berat badan remaja adalah dengan menerapkan pola makan sehat dan melakukan aktivitas fisik teratur. Jika masalah ini sudah dialami, ada baiknya orangtua mengajak anak berkonsultasi pada dokter atau ahli kesehatan. Banyak remaja beralih pada metode diet yang tidak sehat untuk memangkas berat badan, termasuk makan dalam jumlah sangat sedikit, menghilangkan berbagai jenis makanan yang dibutuhkan dalam pertumbuhan remaja, melewatkan makan pagi, dan memilih berpuasa. Padahal jelas-jelas banyak hal yang dihindari itu merupakan kebutuhan  utama para remaja. Malah taktik untuk menghilangkan berat badan makin kompleks karena remaja juga merokok, menggunakan pil diet, obat pencahar yang semuanya memicu masalah kesehatan terutama ginjal dan lambung.

Tip makan sehat:
- Jangan makan ketika tidak benar-benar lapar. Kebiasaan makan biasanya terjadi saat stres atau bosan. Jika rasa itu menyerang, lakukan berbagai kegiatan yang disuka misalnya mendengarkan musik, membaca buku, main piano atau gitar, berolahraga, atau bahkan berkunjung ke rumah teman.
- Jika benar-benar merasa ingin ngemil, pilihlah camilan yang bersifat rendah kalori seperti buah dan permen karet.
- Minum setidaknya 8 gelas sehari. Itu menangkal rasa lapar dan membuat kulit segar serta tubuh tidak lemas.
- Selalu mencek label makanan. Gunanya untuk membatasi nutrisi tak baik atau menghindari kelebihan salah satu nutrisi yang masuk ke tubuh.
- Jika memang kebetulan makan tak bisa dihindari, lakukan aktivitas fisik yang menyita waktu dan tenaga, sehingga akan terjadi keseimbangan antara asupan dan pembakaran energi dalam tubuh.
- Selalu makan tepat waktu. Jangan hindari makan pagi! Karena makan pagi merupakan sumber energi seharian penuh. Jika remaja tidak makan pagi, besar kemungkinan dia akan terus lapar. Patut diingat kebanyakan siswa yang tidak makan pagi bukannya makin kurus, malah rentan terkena obesitas. Sedang siswa yang makan pagi, selain sukses dengan pola hidup sehat, juga lebih berprestasi. Karena makanan yang masuk bisa menjadi sumber energi untuk otak, sehingga tidak cepat lelah dan bisa berkonsentrasi dengan baik.
- Penuhi piring dengan syauran. Selain seratnya bagus untuk pencernaan, juga sangat baik untuk kesehatan.
- Kurangi asupan gula dan makanan yang manis-manis.
- Kurangi atau bahkan hindari junk food, yang selain mengandung lemak jenuh juga mengandung banyak lemak dan garam.
Masalah kesehatan akibat diet:
- Pemicu sakit jantung ternyata sudah dimulai sejak masa anak-anak dan remaja. Umumnya disebabkan kolesterol dalam darah yang tinggi, yang kemudian dihubungkan dengan kebiasaan diet yang buruk.
- Keropos tulang. Pola makan yang salah membuat tulang menjadi rapuh dan mudah patah atau cedera. Ini biasanya dihubungkan dengan konsumsi kalsium yang kurang mencukupi.
- Diabetes tipe 2. Biasanya berhubungan dengan pola makan yang salah sejak dini dan dihubungkan dengan riwayat keluarga dan kegemukan.
- Kelebihan berat badan dan obesitas, dipengaruhi pola diet yang buruk dan aktivitas tubuh yang kurang, membuat remaja mudah terkena kolesterol, asma, pencernaan, dan memiliki status kesehatan yang buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar