Ketika tiffany telah merasa lelah untuk mencintai seseorang, ketika tiif merasa tidak pernah ada yang benar-benar bisa menyayanginya ...
Tiff : “aku lelah harus seperti ini terus”
Sunny : “Tiff, sahabatku .. kelak akan datang pria yang benar-benar menyayangimu”
Tiff : “tapi kapan? Apakah setelah aku merasa sakit hati untuk yang kesekian kalinya? Aku tidak mau lagi merasa pengkhianatan !!”
Tiff pergi meninggalkan sunny dengan perasaan yang begitu luka, tiff merasa hidup ini tidak adil.
***
Sunny : “Tiff, kenapa kemarin kau meninggalkanku begitu saja hingga aku harus pulang sendirian usai sekolah?”
Tiff : “aku terburu-buru, aku ada les.”
Sunny : “Tiff, maafkan aku kalau perkataanku kemarin menyinggungmu tiff .. “
Tiff : “Tidak, aku tidak merasa seperti itu”
Sunny : “Tiff, lihat aku, sejak kapan kau murung seperti ini? Apa karena key kau jadi seperti ini? Sadar tiff, harusnya kau tidak pantas untuk mengingatnya lagi !! aku menyesal atas tindakanmu ini”
Tiff : “Kau tidak pernah mengerti perasaanku !!!!”
Sunny : “Tiiiiif .... Tiiiif ... !!”
Tiff berpaling dari sahabatnya, sikapnya membuat sahabat karibnya menjadi sangat prihatin atas keadaan tiff akhir-akhir ini. Tiff berjalan dengan perasaan yang labil, pikirannya melayang, tiff sungguh tak terima dengan kenyataan ini. Bahkan tiff ingin menghajar wanita yang telah merebut kekasihnya itu. Tiff terbayang-bayang wajah wanita itu, sesekali terbayang wajah kekasihnya dan mulai berkaca-kaca matanya lalu disembunyikannya, mencoba tegar dan tak ingin ada orang yang menanyakan tentang masalah ini ataupun kondisinya saat ini, tiff hanya ingin tenang.
***
Sica : “mana tiff?”
Sunny : “dia sedang ingin sendiri, dia selalu menghindar dariku”
Sica : “akhir-akhir ini dia lebih memilih sendiri, bahkan hari ini dia tidak masuk”
Sunny : “apa kemarin dia les bersamamu sica?”
Sica :”tidak, dia mengirim pesan singkat padaku, dia sakit”
Sunny :”tidak seperti yang dia katakan padaku kemarin, oooh tuhan pada sahabatnya pun dia tertutup, sepertinya dia benar-benar terluka sica, belum pernah aku melihatnya seperti ini, bahkan aku melihatnya dia seperti membenci dirinya sendiri.
Sica :”benarkah itu?”
Sunny :”Iya, pernah suatu kali aku menguntitnya usai pulang sekolah, aku melihatnya berada di tempat biasanya kita bersama, dia sendiri disitu, menangis dan entah mengucapkan apa, dia berbicara sendiri seperti menyalahkan dirinya sendiri, aku sedih melihatnya seperti itu.
Sica : “tifff ... (memanggil nama tiff dengan penuh rasa iba) mengapa dia sampai seperti itu? Padahal dia anak yang ceria dan paling manja di antara kita, dan tiba-tiba dia seperti itu, apa dia takut kita terbebani saat mendengar keluh kesahnya, pantas saja di tak pernah sekali pun bercerita tentang kekasihnya saat mereka sedang ada masalah, bahkan yang aku tahu mereka selalu baik-baik saja, Ooooh tiifff .... “
Sunny : “bagaimana kalau besok aku ikut les bersamamu dan tiff? Aku ingin menyemangati dia, kita akan menjelang kelulusan, ujian kali ini butuh konsentrasi, bahkan keadaan tiff saja seperti itu.”
Sica :”besok kau bisa mulai mendaftar, aku menunggumu di kelas A, aku akan menghampiri tiff untuk mengajaknya berangkat berangkat bersama, oke?”
Sunny : “sampai jumpa besok sica, aku akan pulang kerumah, kau mau kemana?”
Sica :”belanja hahaha !!”
Sunny : “hey, sebaiknya pulang dulu kerumah sica.”
Sica :”Hmmm ada kebutuhan yang harus ku beli sekarang sunny hahaha.”
Sunny : “baiklah, hati-hati di jalan tiff, daaaa ....”
***
baca boleh copas no !! kekeke ^,^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar